Kisah keajaiban yang bersolawat dan cinta kepada Allah


Gambar Sholawat

Gotansar Kisah 1
Diceritakan bahwa seorang lelaki melihat bentuk yang buruk di dusun. la berkata: Siapa kamu? Orang itu menjawab: Aku amalmu yang buruk. Orang itu berkata: Bagaimana cara menyelamatkan diri darimu? Bentuk itu menjawab: Engkau ucapkan shalawat untuk Nabi SAW sebagaimana Nabi SAW bersabda: “Shalawat untukku menimbulkan cahaya di atas shirot dan siapa yang bersholawat untukku sekali pada hari Jum'at, Allah mengampuni dosa-dosanya selama 80 tahun.
Kisah 2
Diceritakan bahwa seorang laki-laki lalai dari bershalawat untuk Sayyidina Muhammad. Pada suatu malam ia bermimpi melihat Rasulullah SAW dan beliau tidak menoleh kepadanya. Maka ia berkata: Ya Rasulallah, apakah anda marah kepadaku? Nabi SAW menjawab: Tidak. Orang itu berkata: Kalau begitu, kenapa anda tidak melihat kepadaku? Nabi SAW menjawab: Karena aku tidak mengenalmu. Orang itu berkata: Bagaimana anda tidak mengenalku, sedangkan aku adalah seorang dari umatmu. Para ulama telah meriwayatkan bahwa anda lebih mengenal umatmu daripada ibu terhadap anaknya. Nabi SAW berkata: Mereka berkata benar. Akan tetapi engkau tidak menyebutku dengan shalawat dan pengetahuanku tentang umatku adalah sesuai dengan banyaknya shalawat mereka untukku. Kemudian orang itu bangun dan mewajibkan atas dirinya akan bershalawat untuk Nabi SAW setiap hari seratus kali. Maka ia lakukan itu. Kemudian ia melihat Nabi SAW dalam mimpi. Beliau berkata: Sekarang aku mengenalmu dan akan memberi syafa'at bagimu, yakni karena dia sudah menjadi pecinta Rasulullah SAW. Allah Ta'ala berfirman: Sebab turunnya ayat ini ialah Rasulullah SAW ketika mengajak Ka'ab ibnul Asyraf dan teman temannya masuk Islam, mereka berkata: Kami dalam kedudukan sebagai anak-anak Allah dan kami lebih besar cintanya kepada Allah. Maka Allah berfirman kepada nabi-Nya: “Katakanlah: “Jika kamu (sungguh) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Ali Imran: 31 Cinta kaum mukminin kepada kepada Allah ialah dengan mengikuti perintah-Nya serta mengutamakan ketaatan kepada-Nya serta mencari keridhaan-Nya. Cinta Allah kepada kaum mukminin ialah pujian-Nya kepada mereka dan pahala-Nya bagi mereka, pemaafan-Nya terhadap mereka, pemberian nikmat-Nya kepada mereka dengan rahmat-Nya, perlindungan dan taufik-Nya. Al-lImam Ghazali berkata dalam kitab Ihya'nya:
Barangsiapa mengaku empat perkara tanpa empat perkara, maka ia seorang pendusta: Barangsiapa mengaku cinta surga dan tidak melakukan ketaatan, maka ia seorang pendusta. Barangsiapa mengaku cinta Nabi SAW dan tidak mencintai ulama serta orang-orang miskin, maka ia seorang pendusta. Barangsiapa mengaku takut neraka dan tidak meninggalkan maksiat, maka ia seorang pendusta. Barangsiapa mengaku cinta Allah Ta'ala dan mengeluh atas cobaan yang menimpanya, maka ia seorang pendusta.
Rabi'ah berkata: Engkau durhaka kepada Tuhan dan menampakkan cinta kepadaNya ini sungguh kias yang menyimpang andaikata cintamu benar, tentu engkau menaati-Nya sesungguhnya pecinta itu menaati siapa yang dicintainya Tanda cinta ialah mengikuti pihak yang dicintai dan menjauhi perselisihan dengannya.
Kisah 3
Diceritakan bahwa serombongan orang masuk kepada Asy-Syibli rahimahullahu ta'ala. Asy-Syibli berkata: Siapa kalian? Mereka menjawab: Kami adalah pecintamu. Asy-Syibli muncul, kemudian melempari mereka dengan batu-batu sehingga mereka kabur darinya. Kemudian Asy-Syibli berkata: Mengapa kalian kabur dariku? Andaikata kalian mencintai aku, tentulah kalian tidak lari ketika mendapat ujian dariku. Kemudian Asy-Syibli rahimahullah berkata: Para pecinta minum dengan gelas kasih sayang. Maka bumi dan negeri terasa sempit bagi mereka dan mereka mengenal Allah dengan makrifat yang sebenarnya dan mengembara dalam kebesaran-Nya, bingung dalam kekuasaan-Nya, minum dengan gelas cinta-Nya, tenggelam dalam lautan kesenangan-Nya dan merasakan nikmatnya bermunajat kepada-Nya. Kemudian ia melagukan bait: Wahai Tuhanku, sebutan cinta membuatku mabuk adakah Engkau melihat pecinta yang tidak mabuk? Konon, unta yang mabuk tidak memakan makanan selama 40 hari dan andaikata dibebankan di atasnya berlipat-lipat kali beban yang biasa diangkutnya, niscaya ia tetap bisa mengangkutnya. Karena apabila timbul ingatan dalam hatinya terhadap kekasihnya, ia tidak menyukai makanan dan tidak merasa payah mengangkut beban yang berat karena rindu kepada kekasihnya. Apabila unta meninggalkan syahwatnya dan mengangkut beban yang berat demi kekasihnya, apakah kalian tinggalkan syahwat yang diharamkan demi Allah, apakah kalian tinggalkan makanan dan minuman demi Allah Ta'ala dan apakah kalian bebankan atas dirimu beban yang berat demi Allah Ta'ala? Jika kalian tidak melakukan kebaikan-kebaikan yang aku sebutkan, maka pengakuanmu adalah nama tanpa arti yang tidak berguna di dunia maupun di akhirat, dan tidak pula di sisi makhluk maupun Al-Khaliq.
Diriwayatkan dari Ali karromallahu wajhahu, ia berkata: Barangsiapa rindu kepada surga, ia pun segera melakukan berbagai kebaikan. Dan siapa yang takut neraka, ia pun mencegah dirinya dari berbagai syahwat. Barangsiapa meyakini kematian, remehlah baginya segalah kenikmatan. Ibrahim Al-Khawwash ditanya tentang cinta. la menjawab: Cinta adalah menghapus berbagai keinginan dan membakar semua sifat dan hajat serta menenggelamkan dirinya dalam lautan isyarat

Posting Komentar

Ulasan pengunjung

Lebih baru Lebih lama